Legenda Sumur Raksasa Jalatunda Dieng
Semua daerah atau tempat wisata pastinya tidak lepas dari legenda maupun cerita misterinya yang masih menjadi kepercayaan kental di kalangan masyarakat sekitar. Sebagai contoh di wilayah dieng khususnya di area Sumur Raksasa Jalatunda yang terkenal akan mitos keberadaannya karena Dieng dipercaya sebagai tempat keberadaan cerita mahabarata yang penuh dengan sejuta kisah legenda.
Dulu kala Dieng merupakan Gunung raksasa dan pada akhirnya terjadi letusan vulkanik yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan terbentuknya ratusan bahkan ribuan pegunungan atau perbukitan. Hal ini bisa diprediksi dari bekas letusan gunung yaitu banyak terbentuknya kawah, maupun telaga akibat dari letusan vulkanik tersebut. Salah satu contoh Sumur Raksasa jalatuda. Secara alami sumur raksasa jalatunda merupakan bekas kawah atau letusan gunung Dieng di masa silam.
Legenda Sumur raksasa jalatunda masih melekat kental di kalangan masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah. Mitos yang masih di percaya sampai sekarang adalah melempar batu sampai ke dinding SUmur jalatunda dengan diameter 50 meter.Barang siapa saat melempar batu dari bibir sumur hingga mengenai atau mengetuk dinding Sumur maka apa yang dicita citakan akan terkabul.
Dari cerita pewayangan mahabarata sumur Jalatunda disebut juga sebagai Sapta Pratala yaitu bumi lapis tujuh dimana tempat bersemahyamnya dewa bumi yaitu Eyang Antaboga, Nagagini dan Antareja. Sampai saat ini Sumur raksasa jalatunda juga masih digunakan sebagai tempat sembahyang ataupun pemujaan bagi kepercayaan kejawen (kepercayaan aliran jawa)
Tak lepas dari mitos dan legenda nama sumur jalatunda berasal dari dua suku kata yaitu Jala dan Tunda ini mempunyai arti maupun sebagai wejangan ketika seseorang mempunyai cita cita atau harapan jangan sampai menunda dengan kemalasan atau mencari kesempatan dilain waktu karena kesempatan hanya datang
satu kali dan waktu tidak bisa terulang lagi.
Dulu kala Dieng merupakan Gunung raksasa dan pada akhirnya terjadi letusan vulkanik yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan terbentuknya ratusan bahkan ribuan pegunungan atau perbukitan. Hal ini bisa diprediksi dari bekas letusan gunung yaitu banyak terbentuknya kawah, maupun telaga akibat dari letusan vulkanik tersebut. Salah satu contoh Sumur Raksasa jalatuda. Secara alami sumur raksasa jalatunda merupakan bekas kawah atau letusan gunung Dieng di masa silam.
Legenda Sumur raksasa jalatunda masih melekat kental di kalangan masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah. Mitos yang masih di percaya sampai sekarang adalah melempar batu sampai ke dinding SUmur jalatunda dengan diameter 50 meter.Barang siapa saat melempar batu dari bibir sumur hingga mengenai atau mengetuk dinding Sumur maka apa yang dicita citakan akan terkabul.
Dari cerita pewayangan mahabarata sumur Jalatunda disebut juga sebagai Sapta Pratala yaitu bumi lapis tujuh dimana tempat bersemahyamnya dewa bumi yaitu Eyang Antaboga, Nagagini dan Antareja. Sampai saat ini Sumur raksasa jalatunda juga masih digunakan sebagai tempat sembahyang ataupun pemujaan bagi kepercayaan kejawen (kepercayaan aliran jawa)
Tak lepas dari mitos dan legenda nama sumur jalatunda berasal dari dua suku kata yaitu Jala dan Tunda ini mempunyai arti maupun sebagai wejangan ketika seseorang mempunyai cita cita atau harapan jangan sampai menunda dengan kemalasan atau mencari kesempatan dilain waktu karena kesempatan hanya datang
satu kali dan waktu tidak bisa terulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar